>>> WELCOME SLURR <<<

Selasa, 12 April 2016

Penjelasan Soal Komite dan Sub Komite Pramuka se Asia Pasifik

Anggota Sub Committee Meeting and Orientation Asia Pascific Regional Scout sudah mulai berdatangan di Hotel Borobudur Jakarta. Mereka akan mengadakan rapat bersama anggota Committee APRS mengenai strategi program pengembangan Kepramukaan.Kak Ahmad Rusdi, Wakil Ketua Kwartir Nasional yang juga anggota Komite APRS periode 2015-2021 mengatakan, ‎berdasarkan Konfrensi Kawasan Asia Pacific ke 25 tahun 2015 di Gwangju Korea disepakati pembentukan komite dan sub komite Pramuka se Asia Pasifik.
“Negara Asia Pasifik itu akan ada 25 negara. Untuk mengelola 25 negara itu b utuh pengurus namanya ‘Asia Pacific Regional Scout’ yang terdiri dari Komite dan Sub Komite,” katanya di Hotel Borobudur, Minggu (10/4/2016)
Untuk anggota Komite terdiri 11 orang, enam orang diambil dari kalangan dewasa, lima orang lainnya diambil dari kalangan muda. Tujuannya, agar saling menguatkan antara yang muda dan dewasa dalam hal pengalaman.
“Jadi tidak semua 25 negara Asia Pasifik itu menjadi anggota komite. 11 anggota komite itu hanya diambil 18 negara, dan Indonesia alhamdulillah terpilih,” tuturnya.
Setelah dibentuk komite, kemudian dibentuk sub komite. Mereka bertugas membantu komite dalam menjabarkan program-program kerja kepramukaan se Asia Pasifik. Sub komite ‎terdiri dari lima bagian.
Lima bagian itu meliputi, Sub Komite Program (Program Sub Committee),‎ Sub Komite Dukungan Anggota Dewasa, (Adult Support Sub Committee), Sub Komite Manajemen, (Management Sub Committee),‎ Sub Komite Profil Kepramukaan, (Scouting Profile Sub Committee), Sub Komite Sumber Daya Keuangan, (Financial Reseouces Sub Committee)
“Mereka (sub komite) nantinya akan membantu anggota komite dalam menjalankan program-program kepramukaan di Asia Pasifik,” jelasnya.
Lebih lanjut Kak Rusdi mengatakan, setiap sub komite itu punya ketua yang tugasnya, mengkoordinir anggota sub komite yang terdiri dari 15 anggota. Untuk Sub Komite Profil Kepramukaan diketuai oleh Kak Brata Tryana Hardjosubroto dari Indonesia.
Dalam Konfrensi Kawasan Asia Pacific ke 25 tahun 2015 di Gwangju Korea. Setiap negara hanya bisa mengajukan lima sub komite. Indonesia hanya mengajukan empat yakni Kak Brata sebagai ketua Sub Komite Profil Kepramukaan, Kak Susi Yuliati Anggota Sub Komite Sumber Daya Keuangan Kak Rio Ashadi, Anggota Sub Komite Program, Kak Tubagus Arie Rukmantara Anggota Sub Komite Manajemen.
‎”Sebenarnya lima orang, tapi untuk sub komite kita hanya mengajukan empat orang, karena saya sudah menjadi anggota komite. Jadi dari kita sudah lima orang,” jelasnya.
Diketahui, kegiatan APRS diadakan di Hotel Borobudur Jakarta, dari tanggal 8-12 April 2016. 18 negara yang hadir diantaranya, dari ‎Australia, Philipina, Jepang, Sri Langka, ‎Thailand, Thaiwan, India, Maldives, Singapura, Hongkong, Nepal, Korea, Malaysia, Ethiopia, USA, dan Indonesia.‎ 

Senin, 21 Maret 2016

Komisi X Tinjau Persiapan Jambore Nasional

Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur merupakan aset utama Pramuka yang akan menjadi tempat perhelatan Jambore Nasional  2016 dan Raimuna 2017. Sekitar 50.000 orang Pramuka yang berasal dari seluruh Indonesia akan mengikuti kegiatan tersebut.
Namun, infrastruktur yang mendukung kegiatan tersebut masih belum layak, dan belum memadai untuk kegiatan yang berskala nasional. “Ini memang belum layak,” ujar Ketua Komisi X Teuku Riefky Harsya (Ketua/F-PD) yang memimpin rombongan Anggota Komisi X meninjau Buperta Cibubur sebagai persiapan pelaksanaan Jambore Nasional.
Menurut Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Adhyaksa Dault, untuk memperbaiki fasilitas dasar Bumi Perkemahan saja, tidak termasuk jalan, diperkirakan membutuhkan biaya hingga Rp 48 miliar.
“Tapi bila ingin diperbaiki menyeluruh, dana sekitar Rp 84 miliar,” ujar Adhyaksa.
Lahan Buperta luasnya mencapai 240 hektar, namun sejak tahun 1981 Buperta belum pernah direnovasi. Menanggapi hal itu, Teuku Riefky Harsya mengatakan akan mencatat dan menjadikannya sebagai acuan langkah kebijakan terkait Pramuka.
“Meski belum diajukan secara tertulis atau resmi, namun kami catat jumlah yang diperkirakan tersebut. Masih ada waktu setahun, yang artinya masih panjang perjalanan memperjuangkan fasilitas, sarana, dan prasarana Pramuka ini,” tukasnya.
Hj. Popong Otje Djundjatun menambahkan bahwa seharusnya kegiatan Pramuka harus mendapat dukungan penuh lantaran kegiatan yang pernah berjaya pada sekitar 32 tahun lalu ini bisa berpotensi sebagai pendorong ekonomi kreatif Indonesia.
“Jelas sekali ini perlu biaya yang besar, dan sumbernya tentu dari APBN. Komisi X harus memperjuangkan, dan tentu pula sumber APBN pun bukan anggaran yang sudah ada untuk kegiatah rutin. Berarti anggaran ini belum masuk,” ungkap Popong kepada wartawan. Sehingga dalam waktu setahun ini (sepanjang 2015) pihaknya harus mempersiapkannya.
Namun selain dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) sumber dana juga harus dibantu dari daerah masing-masing melalui APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), terutama terutama daerah Jawa Barat dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta, mengingat lokasi Buperta berada di dua kawasan ini, yakni kawasan Bogor dan Jakarta Timur.

Sabtu, 02 Januari 2016

Jambore Daerah Riau Tahun 2015 Telah Resmi Ditutup


Jambore daerah Riau telah resmi ditutup pada hari Kamis 31 Desember 2015 Malam penutupan ini sebenarnya dijadwalkan pukul 20.00 WIB tetapi karena bumi perkemahan diguyur hujan upacara ini dimundurkan sedikit dari jadwal yang semestinya yaitu pukul 21.00 WIB.Upacara penutupan ini dihadiri oleh kakwarda Gerakan Pramuka 04 Riau Kak H.M.Azaly Djohan SH,Ketu harian Gerakan Pramuka kwartir Daerah 04 Riau kak O.K NIzami Jamil,Ketua Pelaksana Jambore Daerah Kak Zulfan Hafiz ST,Pamong Saka Dirgantara dan Perwakilan Pengakap dari Negara Malaysia. 

Setelah upacara penutupan ialah upacara api unggun pada upacara api unggun ini peserta kembali diuji dengan datangnya hujan yang mengguyur area lapangan upacara penutupan sekaligus upacara Api unggun. Setelah dari Upacara penutupan peserta dan tamu undanngan yang lainnya dihibur oleh kontingenyang terpilih sebagai kontingen dengan pentas seni terbaik pada Jambore Daerah Riau tahun 2015 yaitiu kontingen dari kwartir cabang gerakan pramuka Kuantan Singingi yang menampilkan Randai Kuantan singingi akibat dari randai ini 300 peserta dan tamu undangan yang hadir ikut berjoget pada malam itu walau pun diguyur hujan lagi.

Upacara penutupan dan Upacara api unggun ini tidak diisi oleh hiburan saja tetapi diisi dengan makan durian bersama tamu undangan dan regu dari 9 Kontingen yang hadir dalam Jambore Daerah Riau Tahun 2015.Direncanakan oleh panitia sehabis makan durian bersama akan digelar juga acara bakar jagung sepanjang 100 meter dalam rangka menyambut kedatangan tahun baru 2016 tapi,sayangnya acara bakar jagung ini tidak jadi karena Bumi perkemahan kembali diguyur hujan.